Selasa, 13 September 2016

Analisis Industri Tekstil Manajemen Persaingan Usaha

ANALISIS INDUSTRI TEKSTIL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Industri tekstil merupakan salah satu industri manufaktur terbesar baik di  Indonesia maupun di dunia. China, hingga saat kini masih menguasai sector industri tekstil di dunia dengan penjualan hingga ke seluruh penjuru dunia.
Bicara dengan Negara Asean. Indonesia juga masih kalah di sektor industri tekstil ini dengan Negara tetangganya.seperti Vietnam.hasil impor Negara Vietnam ke mancanegara khususnya Amerika mencapai 17 Milliar dollar us pada tahun 2012.Sedangkan Indonesia masih tertinggal di belakangnya yaitu di 12-13 milliar dollar us.Pada tahun 2000 hasil ekspor Negara Vietnam ke Amerika berada di urutan ke 82 tetapi pada tahun 2012 nilai ekspor Negara Vietnam ke Negara Amerika sebesar 17 milliar dollar us menjadikan Vietnam sebagai Negara ekspor terbesar ke 2 di Amerika.
             Sedangkan kondisi perekonomian industri tekstil di Indonesia bisa di bilang cukup baik mengingat adanya kerjasama dengan Negara China.yang dengan serius memantau kondisi tekstil di Indonesia dan terus menanamkan investasinya di Negara Indonesia khususnya di bidang tekstil. Pemerintah China juga tertarik untuk merelokasi industrinya ke Bandung mengingat biaya tenaga kerja di Indonesia jauh lebih murah disbanding di Negara china. Seperti dilansir investor daily nilai investasi negara China untuk Indonesia mencapai angka 128 juta dollar US pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 mencapai angka 148 juta dollar US. Sedangkan realisasinya pada tahun 2013 sudah mencapai 60 juta dollar US dengan 99 proyek yang tersebar di Indonesia. Dampak positif dari kerjasama antara Indonesia dengan China adalah berdampak pada penjualan tekstil ke luar negeri. Dicatat oleh kementrian Republik Indonesia, hasil ekspor Indonesia untuk negara Amerika mencapai 1,01 milliar dollar US di periode kuartal 1 tahun 2013 yaitu di bulan januari hingga bulan maret.





BAB II
DASAR TEORI

2.1.      Definisi industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Adapun pengertian dari bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja. Sedangkan bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri margarine dan barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1.      Mengembangkan Industri Tekstil Di Indonesia Terutama produk fashion busana muslim
Di lihat dari mayoritas warga negara Indonesia yang beragama Islam, tentu hal ini menjadi peluang yang besar untuk mengembangkan produk fesyen busana muslim di negara indonesia. Di samping dari itu indonesia mempunyai satu provinsi yang di huni oleh masyarakat muslim secara keseluruhan, yaitu daerah istimewa ACEH. Tentunya di ACEH produk busana muslim akan dapat di produksi dengan jumblah besar dengan kapasitas penduduk ± 5 juta jiwa apalagi di bulan Ramadhan yaitu bulan yang istimewa untuk penganut agama Islam.
Di samping dari itu, indonesia bisa saja menjadi negara pengekspor pertama busana muslim atau menjadi pusat mode busana muslim dunia jika di lihat dari peluang yang begitu besar di lihat dari Pertumbuhan jumlah muslimah berhijab di Indonesia saat ini sedang tinggi-tingginya. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya permintaan busana muslim, tumbuhnya komunitas-komunitas hijab, serta berbagai kegiatan hijab class di kampus, perusahaan, pengajian, ataupun kelompok arisan. Begitu pula Daya beli masyarakat Indonesia yang terus meningkat menjadi salah satu yang memengaruhi hal tersebut. Menurut data McKinsey Global Institute Analysiskelas menengah Indonesia pada tahun 2020 akan meningkat sebanyak 85 juta penduduk. Jika pada tahun 2020 penduduk muslim Indonesia berjumlah 80%, maka kelas menengah muslim mencapai 68 juta. Jika setengahnya adalah perempuan, maka ada 34 juta potensi pasar. Jika diasumsikan yang memakai hijab mencapai 50%, maka ada 17 juta potensi pasar. Menurut Diajeng Lestari, Owner HijUp.com, “Indonesia memiliki potensi besar di bidang fashion dan tekstil. Apalagi dengan populasi terbesar di dunia, industri fashion muslim bisa menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia jika dikelola dengan baik.” HijUp.com didirikan untuk menjembatani pemilik brand busana muslim dengan pasar dan dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan brand-brand Islamic fashion di Indonesia. “Kami menaruh perhatian besar terhadap perkembangan brand-brand Islamic fashion lokal. Karya mereka kami pasarkan melalui internet ke seluruh penjuru dunia,”. internet merupakan anugerah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Melalui internet produsen bisa lebih dekat dengan pasar. Pertumbuhan akses internet selain menjadi tantangan, tapi juga merupakan peluang.
Salah satu elemen utama yang muncul dalam buku Competitive Analysis, adalah apa yang kelak dikenal dengan Porter Five Forces Analysis, sebuah tool yang diayunkan untuk menelisik seberapa atraktif sebuah bisnis – dan apakah kita layak menekuni bisnis itu atau tidak.
Elemen five forces pertama adalah : Persaingan di dalam industri. Elemen ini menelisik sejauh mana level kompetisi antara key players dalam industri itu.
Kalau kita mengambil kasus industri busana muslimah, maka kita bisa segera bilang bahwa inilah salah satu bisnis yang sangat crowded dengan ratusan kompetitor. Ragam-nya merentang mulai dari busana kelas murahan a la Tanah Abang hingga high end product layaknya merk Shafira yang di-besut perancang beken Fenny Mustafa (tempo hari saya diundang oleh Shafira untuk menjadi konsultannya, dan wow, betapa besar pabrik yang mereka miliki). Pendeknya, rivalitas antar pemain dalam industri ini amatlah keras dan relatif brutal. Tanpa kekuatan diferensiasi produk yang menjulang, bisnis di bidang ini bisa segera membuat Anda terjungkal di kolong arena.
Elemen kedua : Ancaman pendatang baru. Elemen ini mau melihat sejauh mana tingkat kesulitan untuk masuk dalam industri tertentu.
Industri busana muslimah kelihatannya mudah dimasuki, namun sejatinya rumit. Yang paling utama, ini adalah jenis industri kreatif dan saya harus mengatakan menjalani industri kreatif itu teramat melelahkan. Kreativitas kelihatannya sebuah kosa kata yang indah dan mengundang gairah. Namun menjalaninya dengan tekun sungguh amat menguras energi. Semakin sulit industri Anda dimasuki orang lain, maka semakin bagus. Artinya bisnis Anda tidak mudah diganggu oleh para pesaing baru.
Elemen ketiga : Kekuatan tawar-menawar pembeli. Sejauh mana para pembeli atau konsumen memiliki kekuatan untuk menekan produsen.
Dalam kasus bisnis busana muslimah, kita melihat pembeli tidak memiliki kekuatan yang begitu kuat untuk mendesakkan kepentingannya. Segmen pembeli dalam industri itu juga terentang luas : mulai dari yang ingin beli sebuah blouse dengan harga 70-an ribu hingga mereka yang dengan enteng mengeluarkan 1 juta per potong.
Elemen keempat adalah : Kekuatan tawar-menawar pemasok. Industri ini sangat tergantung pada supplier bahan baku yang dikendalikan oleh beberapa big players.
Tak banyak yang bisa dilakukan oleh produsen busana muslim jika harga bahan baku mengalami kenaikan. Apalagi jika produsen itu telah memiliki standar mutu bahan baku yang tinggi dan hanya bisa di-penuhi oleh sedikit supplier.
Elemen terakhir adalah : Ancaman produk subtitusi. Atau sejauh mana ancaman datang dari produk pengganti (subtitusi). Segmen pengguna busana muslimah adalah unik, dan mereka tidak bisa pindah dengan mudah ke jenis busana lain seperti, busana blazer yang seksi, atau apalagi dengan rok mini yang ketat.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah kami paparkan maka dapatlah kami ambil beberapa poin penting sebagai kesimpulan yaitu sebagai berikut :
·         Keadaan industri tekstil di indonesia dari produk busana muslim dapat berkembang pesat jika di lihat dari warga negara yang perioritasnya beragama Islam.
·         Pendekataan five forces ini bisa kita gunakan juga sebagai semacam alat analisa jika kelak kita ingin membuka bisnis baru atau membangun bisnis sendiri. Setidaknya dari lima elemen diatas, Anda bisa memetakan apa saja yang perlu disiapkan. Dengan itu, maka strategi bisnis yang akurat bisa diracik dengan mantap.

4.2. Saran
            Adapun saran dari penulis yaitu diantaranya:
·         Pemerintah indonesia sebaiknya lebih memerhatikan industri tekstil terutama di produk busana muslim, karena indonesia mempunyai peluang besar untuk menjadi negara pengekspor busana muslim dunia.
·         Pemerintah indonesia juga harus memerhatikan tantangan globalisasi yang bisa saja merubah jati diri indonesia umumnya dan jati diri umat beragama Islam khususnya yang akan menghambat berkembangnya busana muslim di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2000. Klaster Industri Sebuah Solusi, dalam media industri dan perdagangan No.07.XII.2000.
Asosiasi perstekstilan indonesia (API). 2004. “industri dan perdagangan tekstil dan produk tekstil (TPT) indonesia.
bahantekstil.php.htm       
Brata W., Nur Ubaya. 2003. Peningkatan Daya Saing Wilayah dengan Pendekatan Klaster Industri.Tesis S2 TMI ITB.

http://coretan-yoseph.blogspot.co.id/2012/10/model-analisis-lingkungan-persaingan.html

1 komentar:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, chiller, boiler,STP,wwtp, defoamer anti busa, Loundry,oli industri
    Dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    081310849918
    Terima kasih

    BalasHapus