Senin, 24 Maret 2014

Behind Alert





BEHIND ALERT 


Karya Tulis ini ditujukan untuk :
Mengikuti ajang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tahun 2012 tingkat Provinsi
yang diadakan oleh Dinas Olahraga dan Pemuda (DISORDA) Provinsi DKI Jakarta

Bidang lomba : Rekayasa Teknologi
Kategori : Kelompok









Di susun Oleh :
Ardi Kurniawan
Dennis Endika
I Gede Anggriawan




KELOMPOK ILMIAH REMAJA (LKIR)
SMA BUDHI WARMAN II JAKARTA
Jl. Raya Bogor KM.28 Pekayon-Pasar Rebo-Jakarta Timur
No.Telp. (021) 8096069

2012







(PAKE KOP SURAT) LEMBAR PENGESAHAN


Judul Karya Tulis    : Implementasi Alarm Garis Lampu Merah (Behind Alert) untuk  
                                       memberitahu jika ada pelanggaran.
Nama Peneliti             :1. Ardi Kurniawan
                                      2. Dennis Endika
                                      3. I Gede Anggriawan
Nama Sekolah           : SMA Budhi Warman II Jakarta




Jakarta, 12 September 2012
Menyetujui


JABATAN
NAMA

TANDA TANGAN
Kepala Sekolah
Drs. Pujiyanto


Wakil Kepala Sekolah
Drs. Setiyana


Pembina KIR Budhi Warman II
Titin Suheni S.pd.

Pembimbing Teknik Penulisan


Pembina KIR Tim
Agung Rahardjo S.Kom










LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS


Kami, menyatakan bahwa mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja 2012 Tingkat Provinsi DKI Jakarta, dengan menyertakan karya penelitian asli dan bukan hasil saduran atau replikasi sebagian atau keseluruhan dari karya penelitian orang lain kecuali referensi, data dan sebagainya yang disebutkan pada tulisan. Proyek penelitian saya merupakan murni pemikiran dari suatu topik yang diamati, diteliti dan dianalisis untuk mendapatkan solusi dan atau hasil dari suatu masalah. Bantuan yang saya terima hanya bersifat dukungan moral atau material dan tidak berkaitan secara langsung dengan karya yang saya hasilkan.

Judul Karya Tulis   :   Implementasi Behind Alert untuk Ketertiban Lalu Lintas
Sekolah                      :  SMA Budhi Warman II Jakarta
                                      Jl. Raya Bogor KM.28 Pekayon-Pasar Rebo - Jakarta Timur














BEHIND ALERT


Ardi Kurniawan, Dennis Endika, I Gede Anggriawan
SMA Budhi Warman II Jakarta

Abstrak


Kata Kunci : Lalu Lintas, Behind Alert, Pelanggaran lalu lintas

Lalu lintas ditata dalam system transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang serasi dengan tingkat kebutuhan lalu lintas yang tertib, selamt, aman, nyaman, cepat, eratur, lancar, dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
Behind Alert adalah alat yang digunakan untuk memberitahu jika ada pelanggaran lalu lintas khususnya lampu lalu lintas. Alat ini begitu sederhana dan mudah untuk dibuat. Selain alat ini dapat membantu pihak kepolisian dalam menangani masalah ketertiban lalu lintas, alat ini juga mempunyai manfaat lain yaitu, sebagai alat peraga elektro disekolah dalam praktikum, mengurangi tingkat kecelakaan, dan dapat membuat pejalan kaki yang menyebrang di zebra cross menjadi nyaman.
Pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh banyaknya faktor antara lain manusia, dimana ia berlaku sebagai pengemudi kendaraan umum, keadaan jiwa yang belum matang, pengaruh keadaan lingkungan yang kurang sehat, sehingga menimbulkan rasa ego yang tinggi dan saling berlomba untuk menonjolkan diri sendiri. Faktor keadaan itu sendiri meliputi kesehatan pengemudi kendaraan umum cukup baik., adanya SIM, S'I'NK, KTP.






KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur tak lupa kita panjatkan atas nikmat yang telah diberikan. Shalawat serta salam tak lupa kita sampaikan pada Nabi Muhammad SAW. Dengan mengucap rasa syukur penulis berhasil menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tahun 2012 tingkat Provinsi.
Karya tulis ini dilaksanakan di SMA Budhi Warman II Jakarta pada tanggal 6-24 Mei 2012 dengan judul “Behind Alert
. Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :
1.      Orang tua kami yang memberikan dukungan meteril dan moril.
2.      Drs. Pujiyanto. Selaku Kepala Sekolah SMA Budhi Warman II yang memberikan dukungan materil dan moril.
3.      Drs. Setiyana dan Drs. Maulan M.M. Selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Budhi Warman II yang memberikan dukungan terhadap penelitian ini.
4.      Ibu Titin Suheni, S.Pd. Selaku guru fisika dan pembina KIR yang telah memberi banyak masukan berharga dan sabar dalam membimbing penulisan karya tulis kami.
5.      Bapak/Ibu Guru SMA Budhi Warman II Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan.
6.      Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tingkat Jakarta Timur.
7.      Gelanggang Remaja Jakarta Timur (GRJT) yang telah memberikan fasilitas.
8.      Teman-teman SMA Budhi Warman II Jakarta yang terus-menerus memberikan semangat untuk menyelesaikan laporan penelitian ini.
9.      Pembina KIR Se Jakarta Timur Agung Rahardjo. S.Kom. dan Nurdiansah S.T LIPI. Sebagai pembimbing Teknis penulisan Karya Tulis kami.
Dengan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan doa. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta dapat memberikan kontribusi yang baik untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia.
                                                        
  Jakarta, 4 September 2012
  Penulis



DAFTAR ISI



Lembar Pengesahan ..............................................................................................................  i
Pernyataan Orisinalitas .........................................................................................................  ii
Abstrak .................................................................................................................................  iii
Kata Pengantar .....................................................................................................................  iv
Daftar Isi ...............................................................................................................................  v
BAB I PENDAHULUAN
I.1  Latar Belakang Masalah ........................................................................................  1
I.2  Batasan Masalah ....................................................................................................  2
I.3  Tujuan Masalah .....................................................................................................  2
I.4  Sistematika Penulisan ............................................................................................  2
BAB II LANDASAN TEORI
II.1  Pengertian Lalu Lintas .........................................................................................  3
II.2  Pelanggaran Lalu Lintas ......................................................................................  4
II.3  Hipotesis ..............................................................................................................  5
BAB III METODE PENELITIAN
III.1  Metode Penelitian ..............................................................................................  6
III.2  Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................  6
III.3  Tahap Pengambilan Data ....................................................................................  7
III.4  Tahap Pelaksanaan Data .....................................................................................  7
III.5  Alat dan Bahan................................................................................................... 8
III.6  Desain Alat Penelitian ........................................................................................  9
III.7  Analisa Data .......................................................................................................  9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian ....................................................................................................  11
IV.2 Data Pengamatan ................................................................................................  11
IV.3 Grafik Beban terhadap Efek Timbul Alarm  .......................................................  12
BAB V PENUTUP
V.1  Kesimpulan ..........................................................................................................  13
V.2  Saran ....................................................................................................................  13
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................  vi
LAMPIRAN .........................................................................................................................  vii

BAB I
PENDAHULUAN


I.1             Latar Belakang Masalah

Di Indonesia ini banyak sekali kendaraan bermotor yang memenuhi jalan-jalan khususnya di ibu kota Jakarta. Banyaknya kebutuhan akan kendaraan bermotor bagi masyarakat Indonesia mengakibatkan naiknya pembelian kendaraan bermotor sehingga banyak sekali satu keluarga mempunyai banyak sekali kendaraan bermotor.  Dikarenakan banyaknya kendaraan di Indonesia ini mengakibatkan pula naiknya pelanggaran lalu lintas.
Hal-hal inilah yang menyebabkan banyaknya terjadi kecelakaan lalu lintas baik secara Human Error maupun secara alam. Contoh kecelakaan yang terjadi akibat Human Error salah satunya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengemudi, Ego pengemudi yang terlalu tinggi, tergesa-gesa untuk mencapai tempat tujuan sehingga pengemudi tidak mematuhi peraturan rambu-rambu lalu lintas, pengemudi juga mempunyai SIM tembak.
Seperti kita ketahui bahwa banyak terjadi kecelakaan kendaraan bermotor di Indonesia. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor yaitu karena banyak yang melanggar atau menerobos lampu merah. Hal ini tidak hanya membahayakan pengendara namun juga bagi pejalan kaki yang menyebrang di zebra cross.
Sebagai langkah upaya dalam penelitian tentang “Garis Alarm” ini akan dilakukan kemungkinan proses pembuatan bagiamana fungsi dari penelitian tersebut, sehingga layak untuk di pergunakan guna bagi keselamatan kendaraan bermotor. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari Garis Alarm tersebut dari skala kecil guna mewujudkan keselamatan masyarakat khususnya dalam lalu lintas.



I.2             Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang muncul pada identifikasi masalah, maka penulis membatasi permasalahan tersebut sebagai berikut.
1.1.1        Bagaimanakah cara mengurangi pelanggaran lalu lintas?
1.1.2        Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam kecelakaan bermotor?

I.3           Tujuan dan Manfaat Penelitian

·         Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.   Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas

·         Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.   Dapat mengurangi tingkat kecelakaan di Indonesia
2.   Dapat mencegah terjadinya kecelakaan di lampu merah
3.   Pejalan kaki yang menyebrang melewati zebra cross akan terasa aman
4.   Dapat membantu aparat kepolisian Dapat memberitahu bahwa pengendara melanggar marka jalan

I.4     Sistematika Penulisan

Adapun sistematika karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
·           Pada bab I berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
·           Pada bab II berisi tentang landasan teori yang menjelaskan tentang Lalu Lintas, Garis Lampu Merah, dan Kendaraan Bermotor.
·           Pada bab III berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, tahap penelitian, instrumen penelitian, desain alat penelitian, dan tabel pengamatan.
·           Pada bab IV berisi tentang hasil penelitian, yang menyangkut analisis data dan pembahasan.
·           Pada bab V berisi penutup dengan kesimpulan dan saran penulis yang didapat setelah melakukan penelitian ini.




BAB II
LANDASAN TEORI


II.1    Pengertian Lalu Lintas

Menyadari peranan transportasi, maka lalu lintas ditata dalam system transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang serasi dengan tingkat kebutuhan lalu lintas yang tertib,selamat, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar, dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Lalu lintas yang mempunyai karakteristik dan keunggulan tersendiri perlu dikembangkan dan dimanfaatkan sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah pelosok daratan dengan mobilitas tinggi dan mampu memadukan modal transportasi lain. Pengembangan lalu lintas yang ditata dalam kesatuan system dilakukan dengan mengintegrasikan dan mendominasikan unsurnya yang terdiri dari jaringan transportasi jalan kendaraan beserta pengemudinya, peraturan-peraturan dan metode sedemikian rupa sehingga terwujud suatu totalitas yang utuh dan berdaya guna dan berhasil. Pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan perlu diselenggarakan secara berkesinambungan dan terus ditingkatkan agar lebih luas daya jangkau dan pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan sebesar-besarnya kepentingan umum dan kemampuan masyarakat, kelestarian lingkungan, koordinasi antara wewenang pusat, dandaerah serta unsur instansi sektor, dan antar unsur terkait serta terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat dalam penyelesaian lalu lintas danangkutan jalan, sekaligus dalam rangka mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan terpadu.Untuk memahami pengertian lalu Lintas tersebut , penulis kemukakan beberapa pengertian lalu lintas baik menurut Undang-undang No.22 Tahun 2009 , maupun pendapat pakar hukum. Menurut pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.14 Tahun 1992 yang berbunyi ” gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan”.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian Lalu Lintas dalam arti luas adalah hubungan antar manusiadengan ataupun tanpa disertai alat penggerak dari satu tempat ke tempat laindengan menggunakan jalan sebagai ruang geraknya. Seperti dipahami bahwa sebenarnya Seorang pengemudi kendaraan bermotor tidak menginginkan terjadinya gangguan kendaraan selama perjalanan. Apakah gangguan ringan, seperti mogok sampai gangguan yang terberat.

II.2    Pelanggaran Lalu Lintas

Ditinjau dari akibat yang ditimbulkan pelanggaran dapat dibedakan atas:
a.       Pelanggaran yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas, misalnya kelebihan muatan orang ataupun barang, melebihi kecepatan dan sebagainya.
b.      Pelanggaran yang tidak menimbulkan kecelakaan lalulintas, misalnya tidak membawa surat-surat kelengkapan, pelanggaran rambularangan parkir dan sebagainya. Siapapun yang ada di jalan umum baik pejalan kaki, pengemudi roda dua, pengemudi roda empat atau lebih, harus tunduk pada Undang-undangdan peraturan yang berlaku.
Apabila penegak hukum menjalankan tugasnya dengan baik, maka keamanan dan kelancaran jalan raya akan selalu terpelihara. Jumlah kendaraan tiap tahunya makin meningkat dan membawa pengaruh terhadap keamanan lalu lintas yang dapat menimbulkan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Dalam situasi demikian, biasanya hak manusia sebagai pengemudi kendaraan bermotor harus memberi kesempatan kepada penyeberang jalan yang jelas-jelas melanggar, yang mana perbuatan tersebut dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Akibat dari terjadinya pelanggaran lalu lintas tidak hanya menyangkut pada si pemakai jalan raya baik pejalan kaki, pengemudi roda dua, pengemudi roda empat, dalam hal ini berlaku untuk angkutan barang atau orang. Namun ditonjolkan diberbagai media dan kesempatan ceramah yang dilakukan oleh penegak hukum hanyalah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum baik bus, taksi, mikrolet, becak, ojek dan lain-lain. Pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh banyaknya faktor antara lain manusia, dimana ia berlaku sebagai pengemudi kendaraan umum, keadaan jiwa yang belum matang, pengaruh keadaan lingkungan yang kurang sehat, sehingga menimbulkan rasa ego yang tinggi dan saling berlomba untuk menonjolkan diri sendiri. Faktor keadaan itu sendiri meliputi kesehatan pengemudi kendaraan umum cukup baik., adanya SIM, S'I'NK, KTP, bagi kendaraan umum dalam muatannya barang atau penumpang, kendaraannya harus dilengkapi surat tanda lulus uji, ban cukup anginnya, rem, lampu rem, penghapus kaca,spion, spidometer, semuanya berfungsi dengan baik, tersedianya alat dongkrak, kunci roda, ban segitiga pengamanan dan untuk kendaraan umum terdapat kotak obat yang sesuai dengan keperluan, tersedianya air untuk radiator, pembersih kaca untuk wiper dan oli yang cukup, serta terdapat rancangan kendaraan cacat pengemudi. Mengenai faktor alam bencana yang tidak dapat diduga seperti tanah longsor, banjir, angin rebut, dan lain-lain. Untuk itu pengemudi angkutan umum harus berhati-hati dan menyiapan diri benar-benar dalam bencana pada factor alam. Jika terjadi kecelakaan pada factor alam maka baik penumpang atau pengemudi kendaraan mendapat santunan asuransi kecelakaan.

II.2    Hipotesis

Dalam alat yang kami buat ini dapat digunakan untuk mengatasi terjadinya pelanggaran lalu lintas yang banyak terjadi di kota-kota seperti kota Jakarta, untuk memberi tahu kepada aparat kepolisian bahwa ada pengendara kendaraan yang melanggar lalu lintas khususnya di lampu merah. Dan alat ini juga berfungsi untuk memberi peringatan dini bagi pengendara yang melewati marka jalan.

















Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya.  







BAB III
METODE PENELITIAN


III.1          Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksprimen, yaitu teknik mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang terjadi pada garis lampu merah.

         III.2            Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium SMA Budhi Warman II Jakarta-Jl. Raya Bogor KM. 28 Pekayon-Pasar Rebo Jakarta Timur. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 6-24 Mei 2012 dan tanggal 1-10 September 2012.

III.3      Tahap Pengambilan Data

III.3.1 Tahap Persiapan

Tahap ini diawali dengan pembuatan alat Behind Alert. Pembuatan alat ini dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah disiapkan.  Adapun proses pembuatan Behind Alert (Alarm Garis Lampu Merah) adalah sebagai berikut :
1.      Siapkan triplek sesuai dengan ukuran.
2.      Potong kabel kurang lebih 20cm secukupnya.
·         Khusus untuk lampu merah:
1.      Pasangkan kabel kearah lampu.
2.      Kemudian kabel dari lampu disambungkan lagi ke Tombol klakson.
3.      Dari Tombol klakson kabel disambungkan lagi ke Buzzer.
4.      Dari Buzzer disambungkan lagi ke kabel yang mengarah ke lampu.
5.      Pasangkan penjepit buaya positif (Merah) yang sudah dipasangkan ke Power Supply ke kabel sambungan antara Buzzer dengan Lampu.
6.      Kemudian pasangkan penjepit buaya negatif (Hitam) yang sudah dipasangkan ke Power Supply ke kabel sambungan antara lampu dengan tombol klakson.  
·         Khusus untuk lampu hijau:
1.      Pasangkan kabel positif dari Batterai ke saklar.
2.      Kabel dari saklar sambungkan ke lampu.
3.      Kabel dari lampu (kabel negatif) sambungkan lagi kearah Batterai.

III.3.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode eksperimen. Adapun proses pengambilan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1.         Arahkan kendaraan ke arah tombol di bawah garis lampu merah.
2.         Apabila lampu merah masih menyala dan garis lampu merah dilewati dengan kendaraan, otomatis tombol yang ada di bawah garis akan tertekan, maka buzzer akan berbunyi.




III.4 Alat dan Bahan Penelitian
Alat
Jumlah
Penggaris
1
Cutter
1
Isolatif
1
Gunting
1
Bor Kayu
1
Paku
1
Spidol
3
Tabel 3.1 : Alat

Bahan
Jumlah
Triplek 60x40 cm
1
Styrofoam
1
Lampu 2,5 v
6
Fitting
6
Tempat Baterai
1
Baterai
2
Kabel
1
Lem
1
Saklar
1
Tombol Push On
1
Kertas HVS
10
Tabel 3.2: Bahan








III.5 Desain Alat Penelitian




Gambar 3.1: Disain Behind Alert

III.6 Analisa Data
            Alat Alarm Garis lampu merah (Behind Alert) ini adalah alat yang berfungsi untuk memberitahu jika ada yang melanggar atau melewati garis lampu merah. Dalam skala kecil alat ini menggunakan 2 sumber listrik yaitu Power Supply dan Batterai. Alat ini juga menggunakan rangkaian seri, untuk lampu merah rangkaian kabel positif (penjepit buaya merah) dimulai dari kabel yang menuju lampu. Lampu yang digunakan bertegangan sebesar 2,5V dan hanya bisa menahan tegangan sampai 6V dari Power Supply, jika lebih lampu akan terputus. 
            Selanjutnya kabel sambungan dari lampu disambungkan lagi ke kabel yang menuju tombol klakson bertegangan 125V. Ditengah-tengah sambungan antara kabel dari lampu menuju tombol klakson diberi penjepit buaya hitam (kabel negatif). Jika tidak diberi rangkaian akan tidak akan berfungsi. Biarpun tombol klakson bertegangan 125V dan Power Supply yang hanya dapat mencapai tegangan 12V, tombol klakson dapat difungsikan.
            Selanjutnya kabel dari tombol klakson disambungkan ke Buzzer yang bertegangan 24V dan mempunyai arus DC. Buzzer ini yang membunyikan bila tombol klakson yang dipasang tertekan oleh benda yang mempunyai beban dan Buzzer inilah yang memberitahu jika ada pelanggaran. Selanjutnya kabel dari Buzzer ini disambungkan lagi kekabel lampu. Alat ini hanya mampu mencapai 9V saja dari Power Supply jika lebih lampu akan terputus. Untuk mematikan lampu merah ini tombol on off yang ada di Power Supply harus dimatikan, karena rangkaian ini tidak menggunakan saklar untuk memutus dan menyambungkan arus, jika lampu mati otomatis Power Supply akan mati. Untuk lampu hijau rangkaian dibuat terpisah dari lampu merah namun tetap memakai rangkaian seri.
            Pada lampu hijau rangkaian ditambahkan saklar untuk menyambung dan memutuskan lampu. Sumber listrik yang dipakai pada lampu hijau tidak lagi menggunakan Power Supply tetapi memakai Batterai karena pada lampu hijau, alat yang diberi hambatan hanya lampu saja jadi tidak memerlukan arus yang besar.
           


           
                                                         











BAB IV
HASIL PENELITIAN


IV.1 . Hasil Eksperimen

Berikut adalah gambar hasil dari penelitian kami.
                                                                                            

 

Gambar 4.1: Foto Hasil Penelitian

IV.2 . Data Pengamatan

No
Beban (gr)
Efek Timbul
1.
32 gr
Tidak Berbunyi
2.
129,5 gr
Tidak Berbunyi
3.
857 gr
Berbunyi
4.
5 kg
Alat Rusak
                   Tabel 4.1. Data Pengamatan




IV.3. Grafik Beban terhadap Efek Alarm


 
           Grafik 4.1: Grafik Beban terhadap Efek Alarm
                   

        Dari data pengamatan yang kami lakukan pada beban 1, 2, 3, dan 4 yaitu:
1.      Pada beban 1 (32 gr) efek yang timbul dari alarm yaitu tidak berbunyi.
2.      Pada beban 2 (130 gr) efek yang timbul dari alarm yaitu tidak berbunyi.
3.      Pada beban 3 (867 gr) efek yang timbul dari alarm yaitu berbunyi.
4.      Pada beban 4 ( 5000 gr) efek yang timbul dari alarm yaitu alat menjadi rusak.

      Jadi, berdasarkan data pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa alat dapat berbunyi dengan beban minimal 867 gr dan maksimal 4500 gr. Jika beban lebih dari batas maksimal,  maka alat tersebut menjadi rusak karena beban yang terlalu berat.   
Dari identifikasi pengamatan yang kami amati, ternyata alat ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan diantaranya yaitu tidak memerlukan banyak biaya untuk membuatnya, jika tombol tertekan cepat merespon, dan tidak memerlukan arus yang besar. Sedangkan kekuranganya yaitu banyak membutuhkan sambungan kabel, memerlukan dua sumber listrik, dan untuk lampu merah menggunakan on-off di Power Supply.


BAB V
PENUTUP


V.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian Behind Alert , penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.      Behind Alert dapat dijadikan sebagai alat untuk memberitahu jika ada pelanggaran dilampu merah.
2.      Perbedaan berat kendaraan ternyata menghasilkan respon yang berbeda walaupun tidak terlalu signifikan. Dan ternyata semakin berat kendaraan bermotor semakin cepat respon yang didapat.
3.      Behind Alert dapat digunakan disekolah-sekolah sebagai alat peraga elektro dan praktikum sederhana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.

V.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, penulis memberi beberapa saran untuk penelitian-penelitian kedepanya mengenai ini. Saran tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut:
1.      Semoga alat ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
2.      Jika dalam skala besar, diusahakan menggunakan tombol yang lebih ringan (soft) dan juga diusahakan menggunakan  ukuran yang lebih besar dari alat peraga yang kami buat.
3.      Pada bagian atas tombol diberi lapisan baja yang tidak terlalu berisik jika dilewati.
4.      Dari alat ini perlu ditindak lanjuti untuk penyempurnaan.



 
DAFTAR PUSTAKA


Nugrahaningsih, Indah. 2002. Aktif Belajar Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII. Surakarta: Mediatama.